Senin, 25 Januari 2010

Books I Want To Read

Dengan dikumpulnya paper terakhir saya hari ini, maka berakhirlah Fall/Winter semester di Hiroshima University of Economics. Upacara penutupan sendiri baru akan diadakan tanggal 3 Februari besok dan semua mahasiswa pertukaran pelajar diwajibkan untuk memberikan pidato singkat dalam bahasa Jepang. Padahal dengan kemampuan bahasa Jepang saya sekarang yang masih selevel dengan anak kelas 2 SD saya hanya bisa membuat kalimat2 yang sangat sederhana sekali. Bisa dibayangkan seperti apa jadinya pidato saya nantinya. Semua kalimat akan berbentuk kalimat tunggal sederhana dengan komponen S-O-P saja. Selain persiapan untuk pidato 3 menit itu saya tidak memiliki kesibukan lainnya selama seminggu ke depan.

Kalau sedang masa-masa nganggur seperti ini biasanya saya pinjam/beli buku untuk dibaca. Tapi sekarang saya tidak bisa membaca apapun. Sangat sulit mencari buku berbahasa asing disini, bahkan buku berbahasa Inggris, selain buku pelajaran Bahasa Inggris. Mungkin akan lebih mudah mencari buku impor jika saya tinggal di Tokyo.

Kalau dipikir-pikir sudah lama juga saya tidak beli buku. Kemarin saya sempet liat2 situs toko buku online dan alhasil saya jadi semakin ingin membaca buku. Berikut ini buku-buku yang sedang ingin saya baca. Novel semua sih, soalnya saya memang sedang butuh hiburan. Here's the lists.

Negeri 5 Menara - A. Fuadi



Rembulan Tenggelam di Wajahmu - Tere Liye



A Thousand Splendid Suns - Khaled Hosseini



Galaksi Kinanthi - Tasaro GK



Eat, Pray, Love - Elizabeth Gilbert



Perahu Kertas - Dee



The Boy in the Striped Pajamas - John Boyne


9 Matahari - Adenita



Lelaki Tua dan Laut - Ernest Hemingway


Banyak juga ternyata, sepertinya ga mungkin saya beli semua. So, bagi yang punya salah satu atau semua buku di atas dan berbaik hati ingin meminjamkan bukunya, akan saya terima dengan senang hati. Atau jika mungkin ada yang sudah pernah membaca buku-buku di atas, mohon masukannya kira2 buku mana yang worth to buy. ^_^


Sabtu, 23 Januari 2010

The Last Journey (in 2009)

Setelah menyusun rencana berbulan2 sebelumnya. Akhirnya perjalanan 7 hari 8 malam ini terealisasi juga di penghujung tahun 2009 yang lalu. Tokyo - Nikko - Fujikawaguchi - Osaka - Nara menjadi perjalanan terakhir saya di tahun 2009.

Tokyo
Layaknya ibukota suatu negara, Tokyo menawarkan modernitas kota megapolitan yang identik dengan gedung2 tinggi pencakar langit dan pusat-pusat perbelanjaan. Selain Imperial Palace dan Asakusa Temple saya tidak menemukan tempat lain yang memiliki nilai historis yang bisa dieksplorasi. Itulah sebabnya saya hanya menghabiskan waktu 1 hari untuk menjelajahi kota terbesar di Jepang ini. Mulai dari berbelanja omiyage di Asakusa, membandingkan harga barang2 elektronik di Akihabara, mengamati street fashion Harajuku, tenggelam dalam kerumunan manusia di stasiun tersibuk di Jepang - Shibuya, menikmati sore di East Garden of Imperial Palace, menyusuri jalananan penuh butik2 high class di Ginza, hingga mengakhiri malam dengan menikmati lampu malam kota dari puncak Government Office Building di Shibuya.


Kaminarimon Gate, Asakusa


Lolita Girls in Takeshita Dori, Harajuku


Flowers in East Garden of Imperial Palace


Tokyo Nightscape
View from Tokyo Government Office Building


Tokyo Tower


Nikko
Terletak 125 km di utara Tokyo, Nikko tidak hanya menawarkan keindahan alamnya yang luar biasa tetapi juga berbagai wisata budaya dengan nilai historis yang tak ternilai. Meskipun menurut banyak travel guide book Nikko paling indah di kala musim gugur, ternyata kota ini tidak kalah indahya di musim dingin. Hutan yang putih tertutup salju memberikan pemandangan yang tidak kalah menarik dengan daun-daun merah di musim gugur.


Chujenzi Lake, Nikko


Snowy Road in Nikko


Toshogu Shrine, Nikko
Lavishly decorated shrine built to show the power and strength of Tokugawa Ieyasu


Fujikawaguchi
Terletak di kaki Gunung Fuji, wilayah ini berkembang menjadi resor wisata yang dipenuhi villa-villa mewah. Kawaguchi Lake merupakan danau terbesar di antara 5 danau yang terletak di kaki gunung tertinggi di Jepang ini. Dengan banyaknya bangunan bergaya Eropa yang dibangun di sekitar danau, tempat ini mengingatkan saya pada danau-danau di Eropa yang sering saya lihat di film-film.


Mount Fuji
Picture taken from the bus


Kawaguchi Lake

Osaka
Tidak seperti perjalanan ke Tokyo yang direncanakan dengan matang, perjalanan ke Osaka seperti saya 'anak-tiri'kan. 'Let just go and see what that city has'. Itu yang ada dipikiran saya ketika memutuskan pergi ke kota terbesar ketiga di Jepang ini. Awalnya saya pikir tidak akan ada banyak tempat yang bisa saya kunjungi di kota ini karena berdasarkan apa yang saya baca di travel guide book and websites tidak terlalu banyak tempat yang cukup menarik di Osaka. Tetapi ternyata saya salah besar. Osaka is surprisingly really interesting. Hanya dengan 2,000 yen saya bisa mengunjungi kuil Buddha tertua di Jepang, menikmati pesiar mewah dengan Santa Maria Cruise, menonton indahnya sunset di Osaka Bay, serta menikmati pemandangan malam kota Osaka dari puncak WTC dan Umeda Building.


Pagoda at Shitennoji Temple
The oldest Buddhist Temple in Japan


Santa Maria Cruise at Osaka Bay


Sunset at Osaka Bay


Osaka City Nigthscape
Taken from Umeda Building


Dotombori Street
The most famous street market in Osaka


Nara
Nara menjadi kota tujuan terakhir dalam perjalanan saya kali ini. Kota kecil yang merupakan ibukota pertama Jepang ini terletak tidak begitu jauh di sebelah timur Osaka.


Todaiji Temple
The biggest wooden building in the world


Inside of Todaiji Temple
Biggest bronze buddha Statue in the world


***

That's my last journey in 2009. Saya harap saya bisa berkunjung ke banyak tempat lainnya di tahun 2010 ini.

Next Journey : South Korea, InsyaAllah on February 2010.

Kamis, 21 Januari 2010

Hachiko

I'm back, hoho...V(^o^)V
Akhirnya semua ujian sudah terlewati, tinggal 1 paper yang harus dikumpul. Itu pun hanya 4 halaman summary presentasi saya sebelumnya, jadi sekarang saya sudah bisa bersantai-santai. Fesbukan lagi, streaming film lagi...

Ngomong2 soal film, saya lagi nyari link buat streaming film Hachiko tapi sampe sekarang belum ketemu2 juga.



Awalnya saya denger cerita tentang si Hachiko ini dari Dosen Cross-Cultural Communication saya, Hotta-Sensei. Film ini diambil berdasarkan kisah nyata persahabatan seekor anjing dan manusia. Jadi ceritanya si Hachiko ini adalah seekor anak anjing yang dipungut oleh seorang Profesor. Setiap pagi si Hachiko selalu mengantar si Profesor berangkat ke stasiun dan menjemputnya di sore hari. Begitu terus selama bertahun-tahun hingga akhirnya sang Profesor meninggal dunia saat mengajar di kampus. Hachiko yang selalu menjemput tuannya terus menunggu di depan stasiun bahkan hingga 10 tahun setelah sang Profesor meninggal dunia. Selama 10 tahun dia tetap berada di sana, di tempat biasanya dia bertemu dengan sang Profesor yang kini telah tiada.

Di film sih setting ceritanya di Amerika dengan Richard Gere sebagai sang profesor tapi sebenernya setting asli cerita ini adalah di Jepang, lebih tepatnya di Shibuya Station. Di depan Shibuya Station dibangun sebuah patung anjing untuk mengenang kisah si Hachiko. Waktu saya ke Tokyo kemarin, saya menyempatkan diri melihat patung Hachiko ini. Sekarang patung Hachiko adalah tempat yang paling populer untuk tempat janjian. Saya juga ga tahu kenapa, padahal saking banyaknya orang yang janjian di sana pasti bakalan susah banget nyari orang yang kita ajak janjian.

Patung Hachiko di Shibuya Station

Ini official trailernya yang saya ambil dari youtube.



Saya ga sabar pingin nonton film ini. Kalo ada yang tahu link buat streaming full HD film ini, please let me know.

Senin, 11 Januari 2010

H-34

Kyyaaa....besok dah mau ujian akhir...
Dan bukannya belajar saya malah streaming film dan bikin postingan ga jelas ini...

Wish me luck for tomorrow...(^_^)V
Bismillahirrahmanirrahim...