Jumat, 18 Desember 2009

saya sudah tidak suntuk lagi ^_^

Alhamdulillah saya sudah menemukan kembali si "semangat" yang minggu lalu hilang entah kemana. Meskipun hari-hari menjadi semakin dingin di Hiroshima, sekarang saya sudah tidak suntuk lagi, semangat menghadapi hari-hari di tahun yang baru ini dan winter vacation yang kurang dari 7 hari lagi.

Suhu terendah hingga saat ini adalah -3 derajat celcius. I had my first snow yesterday, early in the morning. Ketika Damara membangunkan saya untuk melihat salju, saya langsung keluar dari selimut menuju ke beranda, trying to catch the snow, hehehe... (harap maklum, beginilah orang tropis yang seumur2 belum pernah liat kristal es jatuh dari langit ^-^).

Karena kelas Nihongo saya mulai belajar Kanji, hari Kamis kemarin sensei mengajak kami membuat kaligrafi untuk kartu tahun baru. Kata sensei untuk ukuran amatir hasil kaligrafi saya termasuk bagus, hehe... Inilah hasil kaligrafi kartu tahun baru saya. Hmm, saya lupa artinya, tapi intinya semua kartu dibawah ngucapin selamat tahun baru.


Selama program pertukaran pelajar ini, kami diwajibkan mengikuti kegiatan2 sosial yang di-arrange oleh International Office. Salah satunya adalah mengajar Bahasa Inggris di SD seminggu sekali. Hari ini adalah hari terakhir saya mengajar Bahasa Inggris di Gion Shoogakkoo (SD Gion). Sedih rasanya berpisah dengan anak2 di kelas saya. Merekalah yang selama ini menjadi obat saya di kala suntuk. Dan karena hari ini adalah hari terakhir, sepanjang kelas kami hanya bermain game dan berfoto-foto. Here are some pictures of them.










Di akhir kelas, salah seorang anak memberi saya sebuah surat yang ditulis dengan hiragana dan selembar foto.


Wahyu-san e
Eigo wo oshiete itadaki arigatou gozaimashita.
Watashi wa eigo ga daisuki desu.
Mata aimashou.
Kobayakawa Hikaru

For Wahyu-san
Thanks for teaching me English.
I like English very much.
See you.
Hikaru Kobayakawa

So sweet, isnt'it? I'm gonna miss them so much.
***

Oh iya, sebelum saya lupa...

Selamat Tahun Baru 1431 Hijriyah
Semoga tahun ini bisa menjadi tahun yang lebih baik dari sebelumnya

*) dan semoga saya bisa lulus tahun ini. Amien... ^-^

Dan...yang ga kalah penting...

Happy 20th Birthday
May Allah SWT always bless you
Wish you all the best, always


Sabtu, 12 Desember 2009

s.n.t.k

Saya lagi suntuk.

Seharian mencoba baca-baca jurnal, cari inspirasi buat skripsi. Skripsi. Dah dapet beberapa ide, cuma belum yakin bisa direalisasikan atau nggak. Pingin bimbingan informal, tapi bingung enaknya sama siapa.

Pusing.

Pingin jalan2 tapi duit udah abis kemaren buwat beli buku. Kemaren saya abis beli buku. In Nihongo, with Kanji. Buku yang saya belum bisa baca saat ini, karena saya ga bisa baca kanji. Saya emang sengaja beli itu buku biar saya tambah semangat belajar Nihongo, dengan harapan saya bisa baca buku itu nantinya. Kalau dari judul di depannya sih (yang untungnya ditulis dengan Hiragana) buku itu berisi tentang ungkapan terima kasih, terima kasih kepada orang tua, saudara, teman, kehidupan, dan sebagainya. Saya tertarik membeli buku itu karena ilustrasinya yang menarik. Sebagai seorang visualis saya memang mudah tertarik dengan sesuatu yang eye-catching. Entah dibutuhkan waktu berapa lama, tapi suatu saat nanti saya pasti akan bisa membaca buku tersebut.

Homesick.

Sudah hampir dua minggu saya tidak berkomunikasi dengan keluarga saya. Sepertinya ada masalah dengan komputer di rumah sehingga Skype tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Dan minggu ini pun saya tidak bisa berkomunikasi dengan mereka karena Ibu saya sedang mudik ke tempat nenek dan Bapak pergi ke Bali. Adik saya sepertinya sedang sibuk dengan tugas2nya, begitu pula Kakak saya dengan pekerjaannya. Hmmmppphhh.... saya sangat merindukan mereka. Sejak Bapak dimutasi ke Surabaya, kami semakin jarang bisa berkumpul berlima. Apalagi sejak adik saya kuliah, sekarang kami tinggal di 5 tempat terpisah. Jakarta (adik), Pekalongan (ibu), Semarang (kakak), Surabaya (bapak), dan Yogyakarta. Kadang saya iri melihat teman-teman saya yang masih bisa tinggal bersama keluarganya. Saya kangen sarapan bersama di satu meja makan.

Kedinginan.

Dengan berakhirnya bulan November, siang menjadi semakin pendek dan cuaca semakin bertambah dingin dari hari ke hari. Subuh sekitar pukul 5.38 dan Maghrib sekitar pukul 5.00. Suhu terendah sampai saat ini adalah 3 derajat Celcius. Belum cukup dingin untuk membekukan titik-titik air menjadi salju, tapi sangat cukup dingin untuk membuat saya mengigil dibalik 2 selimut tebal dan 3 lapis baju.

Senin, 07 Desember 2009

Hiroshima Autumn's Color



"Autumn is a second spring when every leaf is a flower."
- Albert Camus -

Saya sangat suka musim gugur. Saya suka sejuknya angin yang berhembus di musim ini. Saya suka aroma tanah yang basah oleh air hujan. Saya suka suara daun kering yang terinjak ketika saya berjalan. Dan terutama, saya suka daun-daun yang berubah warna dengan indahnya sebelum akhirnya jatuh ke tanah. Saya ingin menjadi seperti daun-daun itu, menunjukkan sisi terbaiknya sebelum akhirnya gugur, kembali kepada-Nya, Sang Pencipta.

Here are some photos of autumnal leaves I took during my stay in Hiroshima. Enjoy it!! (^-^)


Ginko Tree, Hiroshima Peace Memorial Park 171109


Yellow Momiji, Daishoin Temple 121009


Yellow Momiji, Mt Misen 261109


Ginko Leaves on the Ground, Hiroshima Peace Memorial Park 171109


Ginko, Hiroshima Peace Memorial Park 171109


Momiji Leaf, Mitakiji Temple 171109


Unknown Pink Leaves, Sandan-Kyo 121109


Orange Momiji, Mitakiji Temple 171109


Orange Momiji, Mitakiji Temple 171109


Red Momiji, Mitakiji Temple 171109


Red Momiji Tree, Miyajima 261109


This one is not leaves, but I really like it....

Tanpopo Seeds, Mitakiji Temple 171109


***

Keterangan:
- Momiji = Mapple = Acer palmatum
- Ginko = Ginko Biloba
- Tanpopo = Dandelion = Taraxacum officinale

Kamis, 03 Desember 2009

Weekend One Day Trips (Part II)

Hola...mari kita lanjutkan postingan sebelumnya tentang tempat-tempat menarik di sekitar Hiroshima yang layak dikunjungi di kala weekend. Kali ini saya akan mereview sedikit mengenai Shikoku Island, Sandan-Kyo Gorge, dan Mitaki-ji Temple.

Shikoku Island
Pulau ini merupakan pulau terkecil di antara 4 pulau utama di Jepang (Hokkaido, Honshu, Kyushu, Shikoku). Pulau ini terletak di sebelah selatan Pulau Honshu dan terhubung oleh tiga buah jembatan yang terletak di kota Ohnomichi (Shimanami Kado Bridge) dan Okayama (Seto Ohashi Bridge) dan Kobe (Akashi Kaiko Bridge). Kedua jembatan pertama dibangun melewati pulau-pulau kecil di antara Honshu dan Shikoku. Seto Ohashi Bridge sendiri sebenarnya terdiri dari 11 jembatan yang menghubungkan pulau-pulau kecil tersebut.

Saya pergi ke Shikoku sekitar sebulan yang lalu bersama rombongan dari HUE. Karena pergi dengan rombongan, saya hanya perlu membayar JPY1,000 untuk keseluruhan perjalanan ini (transportasi, makan siang, tiket masuk tempat wisata). Jika saya pergi sendiri mungkin pengeluaran saya bisa mencapai JPY5,000 karena untuk ongkos bis dari Hiroshima-Shikoku sekali jalan saja sudah lebih dari JPY1,000. Karena bersama rombongan rute dan tujuan perjalanan sudah ditentukan oleh pihak universitas.

Tujuan pertama adalah sebuah daerah (saya lupa namanya) yang terkenal dengan mie udon-nya. Di sini kami belajar membuat mie udon yang tebal-tebal itu. Selesai membuat udon kami dijamu makan siang dengan menu utama mie udon.


Tempat kedua yang kami kunjungi adalah Ritsurin Park, sebuah taman tradisional Jepang yang terletak di kota Takamatsu. Taman ini jauh lebih besar daripada Shukeien yang ada di Hiroshima. Di sini kami melakukan upacara minum teh (kali ini tanpa kimono).



Shikoku-Mura Open-air Museum menjadi tujuan terakhir perjalanan. Museum ini memamerkan bangunan-bangunan tradisional Jepang, mulai dari rumah, lumbung padi, kamar mandi, sampai kandang sapi. Menurut saya museum ini sangat menarik karena kita bisa melihat langsung bangunan-bangunan tersebut bukan hanya lewat foto atau miniatur. Sayangnya saat itu sedang hujan sehingga saya kurang bisa menikmati outdoor museum ini.



Sandan-Kyo Gorge
Sandan Kyo merupakan sebuah lembah yang terletak di Akiota-Cho, sebelah barat daya kota Hiroshima. Tempat ini terkenal sebagai tempat hiking dan menawarkan pemandangan alam yang sangat indah. Saya pergi ke sini bersama Miho-san dan Damara.


Perjalanan ke sini menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam menggunakan bus. Ongkos bis Hiroshima-Sandankyo sekitar JPY1,620 (one way). Sesampainya di Sandan-Kyo Bus Station tersedia shuttle bus dengan biaya sebesar JPY700 untuk menuju pintu masuk yang lebih dekat dengan air terjun SandanDaki.



Selain air terjun sebenarnya di sini juga terdapat sebuah danau, tapi kami tidak sempat pergi ke sana karena letaknya yang terlalu jauh. Tempat ini juga terkenal sebagai tujuan wisata di kala autumn. Sayangnya kami datang sehari setelah hujan deras mengguyur tempat ini sehingga banyak daun-daun yang sudah berguguran. Karena terletak di pegunungan udara di sini jauh lebih dingin dan berangin. Area hiking ini ditutup untuk umum pada musim dingin.



Kami menghabiskan waktu 4 jam di area hiking ini. Meskipun melelahkan saya sangat puas dengan SandanKyo. Tempat ini sangat saya rekomendasikan untuk dikunjungi.


Mitaki Temple


Kuil ini terletak di sebelah barat daya kota Hiroshima dan hanya dua stasiun baik dari Hiroshima maupun Shimogion. Saya pergi ke kuil ini sekitar dua minggu yang lalu. Sendiri. Melepas stress pasca presentasi. Letaknya tidak begitu jauh dari tempat saya tinggal di Shimogion, hanya sekitar 1o menit naik kereta api (JPY140). Dari stasiun kita masih harus berjalan kaki sekitar 20 menit untuk mencapai Mitaki Temple.



Saya suka kuil ini karena tempatnya yang sejuk dan banyak pepohonan. Di area kuil ini juga banyak terdapat pohon momiji yang berubah warna di musim gugur. Sangat indah, ga kalah sama kuil-kuil terkenal yang ada di Kyoto.

***

Well, itulah tempat-tempat di sekitar Hiroshima yang saya kunjungi selama dua bulan terakhir di kala weekend. Untuk sementara mungkin saya tidak melakukan weekend trip lagi, saving my money for the winter vacation to Tokyo, Nikko, Yokohama, Hakone, Osaka, and Nara. (^_^)V

Rabu, 02 Desember 2009

Weekend One Day Trips (Part I)

I'm back....akhirnya saya kembali juga setelah hampir dua bulan hiatus... Mid term exam dan dua presentasi sudah terlewati, untuk sementara saya bisa bernapas sejenak dan meluangkan sedikit waktu saya untuk kembali blogging.

Well, selama dua bulan terakhir ini saya sempat jalan-jalan ke beberapa tempat di sekitar Hiroshima. Biasanya saya pergi jalan-jalan setiap weekend, entah itu cuma ke mall, ke downtown, ke festival, ataupun ke pulau-pulau tetangga. Berikut ini sekilas review tentang beberapa tempat menarik di sekitar Hiroshima yang layak dikunjungi.

Iwakuni
Iwakuni adalah sebuah kota tua yang terletak di Yamaguchi Perfecture, sebuah perfektur di sebelah barat laut Hirohshima. Di Iwakuni ada beberapa obyek yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, yang paling terkenal diantaranya adalah Kintai Bridge dan Iwakuni Castle. Kintai Bridge memiliki bentuk unik dan terbentang sepanjang 193,3 meter di atas Nishiki River. Jembatan yang dibangun pada tahun 1673 ini sempat hancur karena angin topan dan dibangun kembali pada tahun 1953.


Kintai Bridge

Kintai Bridge

Iwakuni Castle terletak di puncak sebuah bukit. Untuk mencapai tempat tersebut, kita bisa berjalan kaki sambil menikmati keindahan alam ataupun naik cable car. Kastil yang sekarang dijadikan museum ini memiliki bentuk yang tidak jauh berbeda dengan kastil-kastil lain di Jepang.

Iwakuni Castle

Selain kastil dan jembatan, masih banyak tempat di sekitar Iwakuni yang bisa dikunjungi seperti Momijidani Park, Art Museum, Kikko Park dan Kikkawa Museum. Tiket masuk untuk keseluruhan tempat tersebut (termasuk cable car) adalah JPY930. Dari Hiroshima, Iwakuni dapat diakses dengan menggunakan bus selama 1 jam. Ongkos bus Hiroshima-Iwakuni (roundtrip) adalah JPY1,300.

Miyajima Island
Miyajima adalah sebuah pulau kecil di luar kota Hiroshima. Untuk sampai ke sana saya harus naik kereta api sampai Miyajimaguchi Station, kemudian naik ferry untuk menyebrang ke Pulau Myajima. Harga tiket kereta Shimogion-Miyajimaguchi adalah JPY400 (1-way) dan tiket ferry roundtrip adalah JPY340. Saya ke sempat pergi ke sini dua kali, yang pertama untuk melihat torii yang terkenal itu dan yang kedua untuk hiking ke Mount Misen dan melihat Momijidani Park.

Floating Torii

Itsukushima Shrine terletak di pinggir pantai Miyajima. Kuil Shinto ini terkenal dengan floating torii yang katanya merupakan one of Japan's best views. Untuk masuk ke kuil ini kita dikenakan biaya JPY300.

Daishoin Temple merupakan kuil Budhha yang terletak di kaki gunung Misen. Di kuil ini banyak terdapat patung-patung biksu kecil yang mengingatkan saya pada Ikyu-san (anime jadul yang bercerita tentang seorang biksu kecil).

Patung Biksu Kecil di Daishoin Temple

Dan diantara patung-patung biksu kecil yang tersebar di beberapa tempat, saya menemukan sebuah patung Anpan-man (anime jadul Jepang lainnya tentang seorang manusia-roti-kacang-merah superhero). Saya juga kurang tahu mengapa patung Anpan-man itu bisa nyasar ke kuil Budha. Apakah bentuk kepalanya yang bulat seperti kepala biksu membuat orang salah mengira Anpan-man sebagai biksu dan meletakkannya di sana? Ataukah Anpan-man merupakan tokoh penting di kuil Budhha ini? I dunno...it's a mistery...
Tokoh Kartun Anpan-Man

Patung Anpan-man di Daishoin Temple

Selain kuil-kuil tersebut, Miyajima juga merupakan tempat yang terkenal untuk menikmati keindahan daun momiji di musim gugur. Untuk itulah saya datang kedua kalinya ke pulau ini. Sayang, sehari sebelumnya hujan yang cukup deras membuat daun-daun momiji berguguran sehingga tidak banyak yang bisa saya lihat di Momijidani Park (T-T).

Daun Momiji


Momijidani Park

Kalau punya banyak waktu kita bisa pergi mendaki Mount Misen. Dari atas puncak, kita bisa melihat keseluruhan pulau Miyajima dan pulau-pulau sekitarnya. Jika tidak kuat berjalan kaki, kita juga bisa menggunakan cable car untuk naik ke atas puncak dengan biaya JPY1,000 (1-way) atau JPY1,800(roundtrip)

Pemandangan dari atas Mount Misen

***

Fiuuhh... untuk sementara segini aja dulu, jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dan besok saya ada kuliah pagi-pagi. Masih ada 3 tempat yang akan saya review di postingan berikutnya. See ya...

***
Gambar kartun Anpan-man diambil dari sini.

Jumat, 09 Oktober 2009

Masak-masaK

Weeh...ga terasa udah hampir sebulan saya terdampar di negeri orang... Sejauh ini semuanya masih berjalan lancar... Meskipun cuaca mulai mendingin, setidaknya masih lebih hangat daripada tempat KKN saya dulu...

Ngomong2 soal KKN, ternyata pengalaman selama KKN banyak bermanfaat disini... selain bertahan menghadapi hawa dingin, ternyata ilmu masak-memasak yang saya dapatkan selama KKN bisa saya gunakan untuk bertahan hidup di sini...

Sebagai mahasiswa penerima beasiswa saya harus pintar-pintar mengatur pengeluaran agar bisa bertahan hidup di sini. Sebenarnya uang beasiswa yang saya terima sudah mencukupi untuk biaya hidup saya disini sebagai mahasiswa. Setidaknya cukup untuk membayar sewa apato, internet, utilities, dan makan 3 hari sekali. Tapi sudah datang jauh-jauh, rasanya sayang sekali kalo tidak mengeksplorasi keindahan negeri ini. Oleh karena itulah saya harus menabung, menyisihkan sebagian uang beasiswa saya untuk travelling. Dan salah satu cara menghemat pengeluaran adalah dengan memasak. Jika sekali makan di luar saya menghabiskan sekitar 400 yen, maka dalam sebulan biaya makan saya bisa mencapai 36,000 yen. Sedangkan jika saya memasak, biaya makan saya sebulan hanya sekitar 8,000 yen. Jadi, dengan memasak, saya bisa menghemat uang sekitar 26,000 yen per bulannya.

Soal masak-memasak, saya bisa dikatakan masih sangat amatir. Saya cuma bisa masak nasi pake rice cooker, masak indomie, masak nasi goreng, masak telur ceplok/ dadar/rebus/orak-arik, dan sedikit tumis menumis sayuran. Ga mungkin kan saya bisa bertahan hidup hanya dengan sedikit jenis makanan itu saja. Karena khawatir dengan kelangsungan perut saya di sini nantinya, semenjak KKN saya mulai mencoba untuk lebih menggeluti dunia masak-memasak, hahaha... Sembari membantu Bu Kadus memasak, saya mulai belajar memasak jenis-jenis masakan lainnya.

Setelah hampir sebulan saya di sini, rasanya kemampuan memasak saya semakin membaik ^-^. Ngomong-ngomong soal bumbu masakan, bumbu yang bisa saya temukan di Jepang hanyalah bawang putih, bawang bombay, jahe, tomat, gula,garam, dan merica, oleh karena itu biasanya bumbu2 itulah yang saya gunakan untuk memasak. Saya tidak bisa menemukan bawang merah, cabai (I really miss this one), daun salam,daun jeruk, daun serai, kunyit, kemiri, asam jawa, terasi dan berbagai rempah-rempah lainnya yang biasa digunakan untuk memasak masakan Indonesia, oh iya, saya juga tidak bisa menemukan santan di sini. Dengan terbatasnya bumbu yang ada, saya mencoba memasak berbagai variasi masakan. Sejauh ini saya berhasil membuat capcay, sayur sop, tumis salmon, cah brokoli, oseng-oseng terong, terong bumbu kecap, udang kentang bumbu kecap, perkedel, bakwan, semur telur, orak-arik tofu, omelet shitake dan beberapa masakan sederhana lainnya. Yah masih sangat sedikit memang, apalagi bahan yang saya bisa masak cuma itu-itu saja. Saya ga mungkin masak daging sapi atau ayam, jadi sumber protein hewani saya paling-paling berasal dari telur, udang, dan ikan salmon.

Yap! Semoga saja besok2 saya tidak kehabisan ide untuk memasak. Dan semoga sekembalinya saya dari sini saya semakin expert dalam bidang ini, lumayan kan buwat bekal berumah tangga nantinya, hehehe... (^-^)V

Senin, 05 Oktober 2009

Kampung Halaman

Walaupun banyak negri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah kurasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau kubanggakan
(Tanah Airku/Ibu Sud)

Hmm...tiba-tiba saya jadi homesick...
Saya rindu Indonesia dengan segala isinya...
Alamnya yang indah, orang-orangnya yang ramah...

Saya hanya bisa mendengar kabarnya lewat siaran TV...
Senang dan bangga ketika Batik diakui sebagai warisan budaya Indonesia...
Menangis... tatkala melihat kota Padang luluh lantak oleh gempa...(mungkin agak lebay...tapi begitulah adanya...tanpa sadar air mata ini menetes begitu saja...)

Saya mungkin ga bisa jadi relawan untuk datang langsung ke Padang membantu mereka...
Saya juga ga bisa menyumbang bantuan fisik apapun untuk mereka...
Tapi...
Ibu saya pernah bilang...jika kamu ingin membantu seseorang tetapi kamu tidak tahu apa yang harus kamu lakukan...kamu selalu bisa mendoakan mereka...

Berdoa...
Ya...hanya itu yang bisa saya lakukan sekarang...
Berdoa...
Untuk mereka yang pergi...
Untuk mereka yang ditinggalkan...

Mungkin butuh berhari-hari, berbulan-bulan...
Atau mungkin bertahun-tahun...
Tapi...
Seperti Aceh...
Seperti Jogja...
Saya percaya Padang bisa bangkit kembali...

karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(Al Insyirah: 5-6)


Minggu, 04 Oktober 2009

Kyoto e Ikimasho!!! - 3rd Day

Di hari ke-3 ini kami (the foreigners) harus berjalan sendiri karena Miho-san tidak bisa menjadi guide. Kami memutuskan untuk mengunjungi dua kuil hari ini, yaitu Toji Temple dan Kiyomizudera Temple. Karena kartu 2-days pass sudah tidak berlaku, kami harus membeli kartu 1-day pass seharga 500 yen. Kartu ini dapat digunakan untuk mengakses bus dalam kota (tidak berlaku untuk subway) selama satu hari tersebut.

Sekitar pukul 10 pagi kami keluar dari hostel untuk check out dan mencari sarapan. Setelah menaruh seluruh barang bawaan di locker, kami segera menuju tujuan pertama kami hari itu, Toji Temple. Hari sebelumnya kami mendapat informasi dari seorang bapak bahwa pada tanggal 21 akan diadakan
flea market di Toji Temple ini. Kami berangkat dari stasiun sekitar pukul 11.30. Sebenarnya letak kuil tersebut tidak begitu jauh, tetapi karena jalanan menuju ke kuil tersebut sangat macet kami baru sampai 1 jam kemudian.

Flea market yang diadakan ternyata sangat ramai. Pasar ini menjual berbagai macam barang mulai dari baju, kimono, keramik, elektronik, dan juga makanan, kebanyakan barang yang dijual adalah barang secondhand. Beberapa teman saya membeli kimono di sini. Mereka membeli kimono secondhand tersebut seharga 2,000 yen, obi 2,000 yen, dan perlengkapan lainnya seharga 1,000 yen. Bisa dikatakan sangat murah mengingat harga satu set kimono baru biasanya mencapai 20,000 yen.


Puas melihat-lihat area pasar, saya memutuskan untuk masuk ke dalam kuil. Untuk masuk ke dalamnya saya harus membeli tiket seharga 500 yen. Di dalam area kuil ini terdapat taman, beberapa kuil dan juga pagoda 5 lantai yang katanya merupakan pagoda tertinggi di Jepang.


Sekitar pukul 4 sore kami keluar dari Toji Temple dan beranjak menuju tempat tujuan kami selanjutnya, Kiyomizudera Temple. Kuil yang satu ini terletak di sebelah timur kota Kyoto. Terletak di atas sebuah bukit yang tinggi sehingga menjadi tempat yang sangat terkenal untuk melihat sunset. Dari Toji Temple kami naik bis menuju Gion, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 20 menit.


Pemandangan dari Kiyomizudera Temple sangat indah. Dari sini kita bisa melihat seluruh kota Kyoto dan juga bisa melihat sunset tanpa terhalang oleh gedung-gedung pencakar langit yang banyak terdapat di dalam kota. Setelah matahari terbenam kami memutuskan untuk kembali ke stasiun. Karena jalanan masih sangat macet, kami memilih untuk berjalan kaki, sekitar 45 menit untuk sampai ke stasiun.

Sesampainya di stasiun kami berpencar untuk mencari makan malam masing-masing, sekitar jam 9 kami berkumpul lagi untuk bertemu dengan Miho-san karena dia yang mengurus semua tiket bis kami. Perjalanan 3 hari kami di Kyoto berakhir di sini. Pukul 10 malam bis kami berangkat kembali menuju Hiroshima.

***

Kyoto merupakan kota yang sangat indah. Kota yang sempat menjadi ibukota Jepang ini menyimpan banyak kekayaan peninggalan budaya Jepang. Tiga hari nampaknya belum cukup untuk menjelajahi kota yang dijuluki "Bali-nya Jepang" ini. Kyoto jelas merupakan kota yang wajib dikunjungi jika kamu datang ke Jepang.

Jumat, 02 Oktober 2009

Kyoto e Ikimasho!!! - 2nd Day

Hari kedua ini bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Pagi2 saat teman2 yang lain masih tidur, saya dan Damara bersiap-siap untuk berangkat Shalat Ied. Kami bertemu dengan Miho-san di Kyoto Central Station, Miho-san kemudian mengantar kami ke Kyoto International Community Center, tempat Shalat Ied dilaksanakan. Di sana saya bertemu dengan banyak warga Indonesia, kebanyakan adalah mahasiswa yang sedang belajar di sana. Saya juga berkenalan dengan seorang Ibu yang tinggal di Nara, beliau mengundang kami berdua untuk datang ke Nara jika ada kesempatan. Karena sudah ditunggu oleh yang lain (yang datang menyusul kemudian), kami tidak bisa berlama-lama mengikuti halal bi halal.

Tujuan pertama kami hari itu adalah Nanzenji Temple. Kuil ini terletak tidak jauh dari tempat shalat. Tinggal menyebrang jalan, jalan kaki 2 menit, sampailah kami di kuil yang terkenal dengan water passage-nya ini. Saya suka tempat ini, suasananya asri dan udaranya sejuk karena banyak terdapat pohon-pohon besar. Suara gemericik air dari water passage juga membuat suasana semakin segar. Untuk masuk ke wilayah kuil ini tidak dipungut biaya, tetapi jika kita ingin naik ke lantai atas kuil kita harus membayar sejumlah uang (entah berapa yen, saya tidak tahu karena saya tidak naik ke atas).




Sekitar pukul 12 siang, kami kembali ke Kyoto Central Station untuk makan siang. Setelah berhari-hari sebelumnya saya hampir dehidrasi karena kepanasan dan puasa, kali ini saya bisa ikut minum dan makan siang bersama dengan yang lainnya. (^o^). Kami membeli makanan kami masing-masing dan makan bersama di tangga atas stasiun. Karena belum begitu lapar, saya memilih untuk membeli 1 buah onigiri isi salmon dan jelly.

Tujuan selanjutnya adalah Fushimi Inari Shrine. Dari Kyoto Central Station kami naik bus menuju ke kuil ini. Kuil ini terletak di sebelah tenggara kota Kyoto. Kuil yang sangat terkenal dengan seribu torii merahnya ini dulu pernah dijadikan sebagai tempat syuting Memoirs of Geisha. Kuil ini menjadi tempat tujuan terakhir kami hari itu.