Rabu, 23 September 2009

Hiroshima Downtown Tour


Setelah sebelumnya melakukan orientasi lingkungan sekitar apato dan kampus HUE, di hari keempat seluruh mahasiswa exchange HUE diwajibkan untuk mengikuti Hiroshima Downtown Tour. Tour ini bertujuan agar kami mengerti cara pergi ke pusat kota menggunakan transportasi umum dan mengenal lingkungan di pusat kota. Maklum, kampus HUE ini terletak di "desa" yang agak jauh dari pusat kota Hiroshima, sekitar 20-30 menit menggunakan bus. Dari kampus kami menggunakan bus kampus untuk pergi ke halte stasiun. Dan dari halte ini kami masih harus berjalan lagi untuk pergi ke halte bus berikutnya dan naik bus untuk menuju ke pusat kota.

1st Destination: Hiroshima Castle


Kami turun di Sogo Bus Center dan kemudian berjalan kaki sekitar 10 menit menuju ke Hiroshima Castle yang letaknya tidak begitu jauh. Kastil ini terletak di sebelah timur sungai Honkawa dan dikelilingi oleh kanal. Di dalam komplek kastil terdapat sebuah kuil Shinto bernama Hiroshima Gokoku Jinja.

Torii - Pintu Gerbang Kuil


Hiroshima Gokoku Jinja Shrine


Wishing Board

Hiroshima Castle dibangun pada abad ke-16 dan digunakan sebagai fasilitas militer. Kastil yang sebenarnya telah hancur pada saat pengeboman atom pada tahun 1945. Kastil yang sekarang berdiri merupakan rekonstruksi kastil yang sebenarnya dan digunakan sebagai museum untuk memamerkan artefak sejarah. Tiket masuk untuk orang dewasa adalah 360 yen, tapi dengan kartu international student kami tidak perlu membayar tiket masuk. Kastil ini terdiri dari lima lantai. Lantai 1-4 digunakan sebagai museum sedangkan lantai 5 digunakan sebagai observation platform. Dari lantai 5 ini kita bisa melihat ke 4 penjuru arah kota Hiroshima.


Hiroshima Castle

2nd Destination: A-Bomb Dome, Peace Memorial Park and Museum
Setelah membeli bento di supa (supermarket) kami menuju ke A-Bomb Dome dan Peace Memorial Park untuk makan siang di sana. Letaknya tidak begitu jauh dari Hiroshima Castle, sekitar 10 menit berjalan kaki. Karena sedang berpuasa, saya tidak ikut makan siang dan hanya berjalan-jalan di sekitar taman.

A-Bomb Dome

A-Bomb Dome awalnya dibangun sebagai Hiroshima Prefecture Commercial Exhibiton Hall pada tahun 1915. Meskipun rusak parah akibat bom atom, sisa bangunan tetap dibiarkan berdiri sebagai pengingat akan besarnya kerusakan dan bahaya yang disebabkan oleh penggunaan senjata nuklir. Aki-san, mahasiswa Jepang yang jadi guide saya, mengatakan bahwa banyak orang Jepang yang menangis jika melihat bangunan ini karena teringat sanak saudaranya yang menjadi korban pengeboman tersebut. Dia juga mengatakan bahwa ada beberapa warga Indonesia yang turut menjadi korban dalam tragedi tersebut. Selain A-Bomb Dome, di area taman ini juga terdapat berbagai monumen lain seperti Children's Peace Monument, Atomic Bomb Memorial Mound dan Memorial Cenotaph.

Children's Peace Monument


Hiroshima Peace Memorial Cenotaph

Setelah makan siang di taman, tujuan kami selanjutnya adalah Peace Memorial Museum. Museum ini memaparkan sejarah mengenai pengeboman Hiroshima serta fakta-fakta terbaru mengenai bom atom dengan. Museum ini didirikan pada tahun 1955 oleh Kenzo Tange dengan tujuan untuk berkontribusi terhadap upaya penghapusan penggunaan senjata nuklir di seluruh dunia dan mempromosikan kedamaian dunia. Tiket masuk ke museum ini adalah 50 yen untuk orang dewasa. Museum ini juga menyewakan panduan audio dalam berbagai bahasa bagi para pengunjungnya, termasuk bahasa Indonesia. Biaya sewa untuk panduan audio ini adalah 300 yen. Untung saja untuk trip kali ini semua pengeluaran ditanggung oleh HUE sehingga saya tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. (^o^)V



3rd Destination: Hondori Street
Tujuan ketiga hari itu adalah Hondori Street. Hondori Street adalah shopping street terbesar di Hiroshima. Dari museum, kami (lagi-lagi) berjalan menuju ke Hondori. Letak ketiga tempat tersebut memang tidak berjauhan, semuanya terletak di pusat Hiroshima City. Tapi tetap saja saya merasa kelelahan karena saya sedang puasa dan belum terbiasa berjalan kaki kemana-mana (saya rindu motor biru saya, hiks...). Berkali-kali Kanae-san (another japanese student) menanyakan kondisi saya. Sepertinya dia takut saya akan pingsan atau apa. O_o

Hondori Street

Di Hondori, mereka menunjukkan berbagai tempat-tempat penting seperti dimana kami bisa membeli buku, toko sayur murah, bioskop (omigod...harga tiketnya mahal banget dah... 1.000 yen!!!), game center, dan berbagai tempat lainnya. Mereka juga mengantar saya ke toko elektronik untuk membeli travel adaptor karena saya tidak menemukannya di Jogja sehingga laptop saya sekarat dan tidak bisa digunakan.

Hondori menjadi tempat tujuan terakhir kami. Kami berkumpul dengan kelompok lain pada pukul 5 sore untuk kembali ke Gion ("desa" tempat kampus HUE berada). Capek.... tapi saya tidak bisa beristirahat karena sesampainya di apato saya harus langsung packing dan pergi ke Kyoto pukul 10.30 malam itu juga.

***

Hiroshima mungkin bukan kota yang terlalu besar jika dibandingkan dengan Tokyo, tapi tetap saja saya bingung. Kalau di jalanan Hiroshima City mungkin saya masih bisa lihat peta. Tapi kalau sudah masuk underground passage, wah tiba-tiba saya jadi buta arah. Masuk di mana... tiba-tiba keluarnya di mana... -_-"




2 komentar:

  1. Hiii.... nggaya tenan...
    yang udah di Jepang...

    btw, males banget dah... jalan-jalannya pas lagi puasa...
    saya jadi pengen exchange nih. seenggaknya pas saya masih mahasiswa, jadinya bisa masuk akses gratis di beberapa tempat di jepang... :)

    BalasHapus
  2. iya nabun...apalagi orang sana jalannya cepet2...capek juga ngikutin mereka...tapi menyenangkan, mereka baik2 dan sangat menghormati puasa kita...

    ayo nabuun....kamu daftar aja gih yang spring summer...ntar bisa liat banyak bunga sakura dan berbagai festival musim panas...

    BalasHapus