Sabtu, 26 September 2009

Kyoto e Ikimasho!!! - 1st Day

Sebelum berangkat ke Jepang, koordinator program STEP, Miho Takagi-san, mengirimi saya email yang isinya tawaran untuk mengadakan perjalanan 3 hari 5 malam ke Kyoto. Dia berencana pulang ke kampung halamannya di Kyoto dan mengajak saya serta yang lain untuk ikut bersamanya. Dengan baik hatinya dia bersedia mengatur perjalanan kami dan menjadi guide kami selama di sana. Awalnya saya ragu2 untuk ikut karena masalah biaya. Tapi setelah dipikir2, kapan lagi ada kesempatan seperti ini, lagipula walaupun saya baru datang pada tanggal 14 Sept, saya akan mendapat beasiswa penuh untuk 1 bulan, jadi jika saya bisa berhemat, saya bisa menyisihkan uang untuk perjalanan ke Kyoto ini.

Kami (2 Indonesian, 3 Polish, 2 Germany, 4 Korean, 1 Japanese, 2 Georgian) berangkat dari Hiroshima dengan menggunakan bus malam. Tadinya saya sudah khawatir tidak akan bisa tidur nyaman di bus. Tapi ternyata saya salah. Bus yang kami naiki sangat-sangat nyaman sekali. Dengan seat layaknya seat penerbangan kelas bisnis (dengan sandaran kaki , tutup kepala, dan selimut) saya sukses tertidur begitu lampu bus dimatikan (mungkin karena kecapekan juga abis seharian muter2 Hiroshima City). Tiket bus untuk perjalanan bolak-balik Hiroshima-Kyoto-Hiroshima adalah 11,000 yen. Saya terbangun saat bus sampai di Osaka pada pukul 5.30. Satu jam kemudian kami sampai di Kyoto Central Station.

Kyoto Central Station terletak di pusat kota Kyoto. Stasiun ini merupakan stasiun pusat tempat kereta api JR line, subway, shinkansen, dan bus kota bertemu.

Stasiun 15 lantai yang merupakan stasiun kedua terbesar di Jepang ini dilengkapi dengan shopping mall, movie theatre, department store, hotel, restaurants dan beberapa fasilitas pemerintah. Setelah menyimpan seluruh barang bawaan di locker (biaya untuk locker berkisar antara 300-600 yen tergantung ukuran locker), kami berjalan kaki menuju tempat tujuan pertama.

Tujuan pertama hari itu adalah Higashi Honganji Temple. Kuli Shinto ini terletak tidak jauh dari Kyoto Central Station, sekitar 5 menit berjala kaki ke arah utara.



Sekitar pukul 8, kami kembali ke stasiun untuk menjemput Li (Chinese student) yang menyusul menggunakan Shinkansen. Setelah menjemput Li dan sarapan kami kemudian membeli tiket di tempat penjualan tiket. Kami membeli Kyoto Sightseeing 2-days Pass Card untuk perjalanan selama di Kyoto. Dengan 2000 yen, kita bisa menggunakan kartu ini untuk mengakses semua bus dan subway dalam kota Kyoto selama 2 hari, selain itu mereka juga memberikan peta gratis yang berisi panduan bus dan subway menuju tempat-tempat wisata di Kyoto.

Tujuan kedua kami hari itu adalah Kinkankuji Temple. Kuil yang terletak di utara Kyoto ini terkenal dengan kuil berlapis emasnya. Suasana sangat ramai saat kami datang, banyak turis dan rombongan sekolah yang datang berkunjung ke kuil ini. Harga tiket masuk ke dalam kuil ini adalah 400 yen.


Sekitar pukul 10 kami beranjak menuju Nijo Castle yang terletak di tengah kota Kyoto. Kastil ini lebih besar dari kastil yang ada di Hiroshima. Berbeda dengan yang ada di Hiroshima, kastil ini dulunya digunakan sebagai tempat tinggal Shogun. Di dalam komplek kastil ini terdapat 2 buah bangunan kastil dan 2 buah taman bergaya Jepang. Tiket masuk ke kastil ini adalah 600 yen.



Setelah makan siang, sekitar pukul 3 sore kami memutuskan untuk check in ke hostel. Kami menginap di dua tempat, di 4 orang di Seiki Hostel (Japanese Style Bedroom) dan sisanya menginap di Dolphin Hostel (Dorm-type). Biaya menginap untuk 2 malam di kedua hostel ini sama yaitu 4,250 yen. Hostel ini terletak tidak jauh dari Kyoto Central Station, sekitar 5 menit jalan kaki ke arah selatan. Saya menginap di Seiki Hostel bersama Damara, Marta, dan Aga.

Di Hostel ini saya juga bertemu dengan rombongan sekolah dari Australia. Saya bertemu dengan salah seorang gurunya yang ternyata adalah guru bahasa Indonesia. Waauuw…bahasa Indonesia bu guru bule ini sangat lancar sekali. ^o^

Malamnya kami memutuskan untuk mencari makan malam di pusat kota, kami memilih untuk makan di restoran okonomiyaki karena Kyoto terkenal dengan okonomiyakinya.



Okonomiyaki ini mirip-mirip seperti omelet . Saya memilih seafood okonomiyaki (no pork, insyaAllah halal). Sayur (kobis dan tauge) dan seafood (udang, cumi2, dan cuttlefish) di dadar dengan telur. Disajikan dengan berbagai macam pilihan saus untuk toping. Karena konon kabarnya saus okonomiyaki mengandung babi, saya hanya menggunakan maiyonesse. Rasanya enak dan prosinya besar, tapi mungkin kurang mantap karena hanya menggunakan maiyonesse (mungkin rasanya akan lebih enak kalo dimakan dengan saos sambal ind*f*od). Harga okonomiyaki di restoran ini berkisar antara 750-1,400 yen.

Setelah perut kenyang, kami berjalan kaki menuju Gion yang letaknya sekitar 25 menit berjalan kaki dari restoran tempat kami makan (lumayan membakar kalori, hehehe…). Gion merupakan pusat hiburan di wilayah Kyoto. Daerah ini juga terkenal sebagai pusat Geisha dan Maiko (orang yang sedang belajar menjadi Geisha). Saya suka tempat ini karena banyak terdapat bangunan kuno bergaya Jepang yang sangat indah, serasa kembali ke jaman Edo. Saya paling suka bagian di sepanjang Shirakawa Canal karena selain bangunan-bangunan kuno, kanal ini juga sangat indah dan bersih, suara gemericik air menambah nilai tambah tempat ini.



Gion menjadi tujuan terakhir kami malam itu. Saat itu saya sudah benar-benar lelah, dari pagi kaki saya tidak berhenti berjalan, dan saya harus menyesuaikan langkah dengan langkah teman-teman Eropa saya yang berkaki panjang. Sekitar pukul 22.00 kami kembali ke hostel untuk beristirahat dan mengumpulkan tenaga karena kami masih memiliki 2 hari lainnya untuk menjelajahi kota ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar