Kamis, 30 April 2009

Tawangmangu - Candi Sukuh


Senin kemarin, saya dan semoet pergi jalan2 ke Solo. Kami berencana pergi ke Grojogan Sewu, Tawangmangu dan Candi Sukuh. Berangkat dari Stasiun Lempuyangan, Jogja dengan kereta Pramek jam 6.55, kami sampai di Statsiun Solo Balapan pada pukul 8. Sebelum pergi ke Terminal Tirtonadi kami memutuskan untuk sarapan Soto Kwali terlebih dahulu di depan Stasiun Balapan.

Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta

Setelah perut terisi kami pergi ke Terminal Tirtonadi dengan menggunakan becak. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan Bus jurusan Solo-Tawangmangu. Perjalanan ke Tawangmangu menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Jalan yang menanjak dan meliuk-liuk dengan jurang di sisi jalan membuat kami sedikit pusing, tetapi pemandangan khas pegunungan dan angin yang segar cukup membuat kami merasa lebih baik.

Sampai di Terminal Tawangmangu, perjalanan dilanjutkan dengan mobil omprengan sampai ke air terjun. Setelah membeli tiket masuk kami masih harus menuruni anak tangga yang sangat panjang untuk sampai ke depan air terjun. Udara di sana sangat sejuk, suasananya tenang dan tidak begitu ramai. Karena hari itu adalah hari kerja, sangat sedikit pengunjung yang datang.

My Travelmate : Semoet



Air Terjun Grojogan Sewu

Grojogan Sewu terletak di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Air terjun Grojogan Sewu terletak di lereng Gunung Lawu dan merupakan bagian dari Hutan Wisata Grojogan Sewu. Hutan Wisata Grojogan Sewu memiliki luas 20 Ha. Kawasan hutan ini banyak ditumbuhi berbagai jenis pohon hutan dan dihuni oleh sekelompok kera jinak. Beberapa fasilitas dari hutan wisata ini adalah Taman Binatang Hutan, kolam renang, tempat istirahat, kios makanan, kios buah-buahan dan cinderamata, mushola dan MCK. (http://id.wikipedia.org/wiki/Grojogan_Sewu)

Air terjun Grojogan Sewu ini sangat tinggi. Airnya pun sangat deras, dari jarak 20 meter saja kita sudah bisa merasakan cipratan air terjun ini. Setelah puas berfoto dan menikmati keindahan air terjun ini, kami memutuskan untuk makan siang. Sate kelinci menjadi menu pilihan untuk makan siang.

Segera setelah makan siang dan shalat dzuhur, kami melanjutkan perjalanan ke Candi Sukuh. Dari terminal Tawangmangu kami naik bis ke Terminal Karangpandan, kemudian berganti bus kecil ke Sukuh. Turun dari bis, perjalanan dilanjutkan ke Candi Sukuh dengan menggunakan ojek.

Candi Sukuh, Karanganyar, Jawa Tengah

Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Bangunan candi Sukuh memberikan kesan kesederhanaan yang mencolok pada para pengunjung. Bentuk bangunan candi Sukuh cenderung mirip dengan peninggalan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru . Struktur ini juga mengingatkan para pengunjung akan bentuk-bentuk piramida di Mesir. (http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sukuh)

Pemandangan dari Candi Sukuh

Setelah puas menikmati pemandangan kami segera kembali ke Terminal Karangpandan untuk kembali ke Solo dan melanjutkan perjalanan pulang ke Jogja. Tidak seperti saat berangkat, kami memutuskan untuk naik kereta dari Stasiun Palur. Stasiun Palur adalah sebuah stasiun kecil yang terletak di Kabupaten Karanganyar. Kami sampai di stasiun pukul 16.00 sementara kereta Prameks ke Jogja baru ada pukul 17.33. Menunggu satu setengah jam membuat kami cukup bosan. Untungnya di seberang rel kereta api kami melihat sebuah gerobak mie ayam. Berhubung kami memang sudah lapar, jadilah kami membeli mie ayam tersebut. Walaupun ayamnya cuma sedikit, tapi rasa mie ayam tersebut sungguh sedap.


Waiting for the train
Stasiun Palur, Karanganyar, Jawa Tengah

Kereta datang pukul 17.20 dan berangkat tepat pukul 17.33. Untunglah kami naik di statsiun pertama sehingga kami bisa mendapatkan tempat duduk dan tidak perlu berdiri selama satu jam perjalanan Solo-Jogja. Di kereta saya bertemu dengan seorang adek bayi yang lucu bernama Rael. Umurnya baru sembilan bulan, tapi dia sangat aktif dan tidak takut kepada orang asing yang belum dia kenal. Kami sampai di Jogja pukul 18.48 dan langsung pergi ke kampus untuk rapat Adjaks sampai pukul 21.00.

Meet my new friend!!
Name : Rael
Age : 9 months
Home : Minomartani


Photo : Eninc dan Semoet
Text & Edit : Eninc

Sabtu, 25 April 2009

Hmmmhhhhppphhhhhffff

Sepertinya penyakit pelupa saya semakin parah dari hari ke hari...

Seminggu yang lalu...
Hari Jum'at kemarin adalah hari terakhir saya ujian... Segera setelah selesai ujian saya langsung cabut untuk bermain kesana kemari tanpa tujuan yang jelas... pokoknya melepaskan stress yang menumpuk selama seminggu itu. Saya sampai di kos pukul 19.30 dan menyadari satu hal...hari itu adalah hari Jumat dan setiap hari Jumat jam 18.00-19.30 saya seharusnya sedang kursus Bahasa Inggris...
Hahaha....saya benar-benar lupa kalau hari itu adalah hari Jumat... saya kira itu hari Sabtu. Euforia pasca ujian benar-benar membuat saya lupa hari...

Hari ini...
Hari ini seharusnya menjadi hari pertama saya masuk kursus Bahasa Jepang...
Sore ini, dengan semangat 45, segera setelah shalat Maghrib, saya berangkat ke tempat kursus tersebut setelah sebelumnya menjemput teman saya di kampus dan makan malam terlebih dahulu. Sesampainya di tempat kursus yang terletak di Jln. Alamanda saya langsung memarkir motor.

Teman saya : Ning, kok sepi ya????
Saya : Ini kan malem minggu yu, yang les malem minggu gini paling2 cuma jomblo2 kayak kita, hahaha...
Teman saya : Hahaha....iya, bener juga...
(kami berdua bergegas masuk ke dalam tempat les, celingak-celinguk ga tahu ruangan mana yang harus dimasuki, kami bertanya pada salah seorang sensei yang ada si front office)
Teman saya : Sensei, ruangan level 1 dimana ya?
Sensesi : .... (bingung, tidak menjawab, hanya memandang kami berdua)
Saya : Sensei, ruangan level 1 yang jam 18.30 dimana ya?
Sensei : .... level 1? Hari ini tidak ada level 1 yang jam 18.30.
Teman Saya: Hah? Lho?!
Sensei : Mbak nya siapa?
Saya : Saya W....(menyebutkan nama lengkap)
Sensei : Oh....yang daftar kamis kemarin ya???
Saya : Iya sensei. Saya daftar level 1 yang Selasa-Kamis-Sabtu jam 18.30
Sensei : Oalah, pantesan tadi saya cari di kelas kok ga muncul....
Saya : Hah?? (tambah bingung)
Sensei : Kan kemarin saya bilang hari Selasa-Kamis les jam 18.30, tapi hari Sabtu jam 16.30...

Ternyata saya lupa kalau les hari Sabtu adalah jam 16.30 dan bukannya jam 18.30. Pantesan sepi banget...ternyata memang lesnya sudah selesai...

Akhirnya, disinilah saya berakhir...ngenet di warnet deket kosan, di malam minggu yang cerah, dimana di luar sana berjoli-joli (bentuk jamak dari sejoli) sedang menikmati indahnya malam minggu.

***

Saya baru saja blogwalking ke blog teman-teman dan kakak saya. Saat membaca postingan di blog kakak saya, saya menemukan sebuah kenyataan yang cukup pahit tapi juga patut disyukuri mengenai masa lalu saya.

Percakapan di bawah ini adalah percakapan antara ibunda dan kakak saya tercinta tatkala mereka sedang jogging minggu pagi di alun-alun kota Pekalongan. Percakapan ini saya kutip dari blog kakak saya.

Ibu : Ibu heran deh Ti, kok Ening bisa pinter yah?
Kakak : Hah? (masih belum ngerti maksud obrolan ini)
Ibu : Iya, kok dia bisa pinter ya padahal kan Ibu ngasihnya susu yang jelek.
Kakak : Ngasih ASInya kurang?
Ibu : Bukan, Ibu ngsihnya susu murah. Ga kaya yang Ibu kasih ke kamu dan Enis.
Kakak : Heh?
Ibu : Kok bisa ya?
Kakak :..................

OmaiGod....ternyata semasa kecil saya diberi susu yang murah...
Oh Ibunda....mengapa engkau pilih kasih padaku...hikshiks... T-T....
However, untunglah ternyata harga susu tersebut tidak berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan saya, hahaha... Saya tidak bodoh, idiot, apalagi imbisil...
Lagipula, sepertinya saya harus bersyukur. Mungkin karena diberi susu yang paling murah, saya paling kurus dibandingkan kedua saudari saya (walaupun jika dibandingkan dengan teman-teman saya, saya masih termasuk golongan gendut). Jika saya diberi susu yang lebih mahal mungkin badan saya akan lebih gendut daripada sekarang, hahaha...

Harga susu mungkin memang tidak berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak Anda, tetapi harga susu dapat saja berpengaruh terhadap berat badan anak Anda. Maka daripada itu, wahai Ibu-Ibu yang mempunyai anak balita, bijaksanalah dalam memilih susu....

Post of Lot of Things

Akhirnya kemarin selesai juga kursus Bahasa Inggris saya di tempat kursus yang katanya adalah lembaga kursus Bahasa Inggris terbaik no.2 se-Indonesia. Saya memilih tempat kursus ini kerena harganya lebih murah, letaknya lebih dekat dengan kos saya, permainannya lebih banyak, dan gurunya lebih banyak (1 kelas diajar oleh 2 orang guru secara bergantian) dibandingkan dengan tempat kursus lain yang juga pernah saya ikuti. Walaupun saya jarang masuk (beberapa kali karena saya lupa), hasil akhir tes kemarin ternyata cukup memuaskan. Saya berhasil lulus untuk melanjutkan ke level yang lebih tinggi. Hanya saja, saya memutuskan untuk tidak melanjutkan ke level selanjutnya karena selain saya ingin istirahat sebentar, saya juga ingin belajar bahasa lain dan sayangnya saya tidak punya cukup dana dan waktu untuk mengambil dua kursus bahasa sekaligus.

Saya ingin bisa menguasai berbagai macam bahasa. Karena dengan menguasai berbagai macam bahasa saya akan bisa berkomunikasi dengan banyak orang dari berbagai penjuru dunia. Jika saya hanya bisa berbahasa Indonesia saya hanya bisa berkomunikasi dengan orang Indonesia yang bisa berbahasa Indonesia (masih ada banyak orang Indonesia di pelosok negeri ini yang bahkan tidak bisa berbahasa Indonesia). Jika saya juga bisa menguasai Bahasa Jawa saya juga akan bisa berkomunikasi dengan lebih banyak orang. Sering kali ketika saya berjalan-jalan ke berbagai daerah di Jawa, saya diajak ngobrol oleh mbah-mbah dengan Bahasa Jawa alus (yang sayangnya tidak saya mengerti). Entah apa yang mereka ceritakan kepada saya, sepertinya pengalaman yang sangat menarik. Pasti akan sangat menyenangkan jika saya bisa memahami apa yang beliau-beliau katakan, saya yakin pasti ada banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari cerita mereka. Jika saya menguasai Bahasa Inggris, saya tidak hanya bisa berkomunikasi dengan orang Inggris, tetapi juga dengan semua orang dari negara-negara bekas jajahan Inggris yang juga menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa nasional mereka. Semakin banyak bahasa yang saya kuasai, semakin banyak orang yang bisa saya ajak berkomunikasi, semakin banyak pengetahuan yang bisa saya peroleh.

Well, sejauh ini hanya ada 3 bahasa yang saya bisa. Bahasa Indonesia (native), Bahasa Jawa (cuma ngoko), dan Bahasa Inggris (not so bad). Masih ada banyak bahasa yang ingin saya pelajari seperti Bahasa Prancis, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, dan Bahasa Jerman. Oleh karena itulah saya memutuskan untuk mengambil kursus bahasa lain selain Bahasa Inggris.

Selesai oral test kemarin, teman-teman les mengajak saya makan-makan dan foto-foto sebagai kenang-kenangan. Ini juga yang membuat saya senang kursus di lembaga no.2 ini. Kebersamaan dengan teman sekelas lebih terasa. Pertemanan kami tidak hanya sebatas di ruang kelas, tetapi juga di luar tempat kursus. Setelah cukup lama berdebat memilih tempat makan, akhirnya kami pergi ke Mirota Batik, Malioboro. Atap gedung Mirota Batik telah diubah menjadi sebuah restoran. Ini pertama kalinya saya makan di sana. Awalnya, kami sempat bingung karena disambut oleh seorang mbak-mbak yang berpakaian ala pengantin barat dengan gaun yang menggembung. Kami kira ada resepsi pernikahan di dalam. Ternyata mbak tersebut adalah among tamu yang bertugas mengantarkan para tamu yang datang ke tempat duduk. Kami mendapatkan tempat duduk di pendopo atas karena semua gazebo sudah penuh.

Awalnya saya sempat was-was karena saya pikir harga makanan di sana pasti mahal, padahal saat itu saya sedang bangkrut-bangkrutnya karena kiriman dari ayah saya tak kunjung datang. Saya bisa bernapas lega setelah mendapakan daftar menu. Ternyata harga makanan di sana tidak semahal yang saya kira, harga mi rebusnya adalah Rp 3.500 (sepertinya sama dengan harga mi rebus di warung burjo dekat kosan saya). Akhirnya saya memesan nasi goreng telur (Rp 7.500) dan wedang jahe (Rp 2.500). Nasi gorengnya dibungkus dengan telur dadar, ditambah krupuk + irisan tomat dan timun. Rasanya cukup enak walaupun saya tetap lebih menyukai nasi goreng mandiri dan wedang jahe angkringan dekat kosan saya.

Secara keseluruhan saya menikmati suasana makan di sana. Makanannya cukup enak, desain dan layout tempatnya menarik. Hanya saja saya masih bingung dengan konsep restoran ini. Di pojok pendopo tempat saya duduk ada seperangkat alat gamelan, di meja saya ada bunga-bungaan sesajen, tetapi mbak-mbak among tamu memakai pakaian barat, mas-mas pelayannya juga pake kemeja item + slayer merah di leher (kayak mas2 matador minus topi). Tidak jelas apakah restoran ini berkonsep Jawa ataukah Barat. Padahal Mirota Batik sendiri menurut saya telah memiliki konsep yang sangat baik. Mirota Batik bukan hanya tempat belanja souvenir khas Jawa, Mirota Batik juga menyajikan suasana yang sangat khas Jawa. Di depan Mirota Batik kita disambut oleh para among yang berkostum layaknya para abdi dalem kraton. Begitu memasuki Mirota Batik indera penciuman juga langsung disambut dengan aroma bunga-rempah khas nusantara, musik Jawa yang lembut mengalun di seantero toko. Terkadang juga ada mbok-mbok yang sedang membatik menyambut kedatangan kita. Tiga dari lima indera kita benar-benar dimanjakan dengan suasana khas Jawa. Konsep yang sangat jelas ini berhasil menciptakan brand awareness bagi para pelanggannya. Setiap mendengar kata “Mirota Batik”, mata-telinga-hidung saya langsung bisa membayangkan suasana setiap kali saya memasuki Mirota Batik. Menurut saya Mirota Batik telah berhasil menciptakan sesuatu yang lebih dari sekedar pengalaman berbelanja. Nah, saya rasa restoran Mirota Batik pun perlu memiliki konsep yang jelas seperti Mirota Batik ini.

Special Thanks to:
Miss Erna, Miss Hening, Yohan, Made, Abi, Gustin, Krisma, Resti, Echi, GIlang, Anis, Dyah, Tania, Gita, Pak Pius, Alvin, Karina. It’s such a pleasure to know all of you.

Crazy Bike (Bike To Brongkos)

Minggu kemarin, setelah ujian saya diajak teman2 CLR (Community of LampahLampah RaJelas) bersepeda ke Krasak untuk menikmati Brongkos yang katanya mak nyuss.


Kami berkumpul di FEB pukul 6.30 pagi dan memulai perjalan pada pukul 7.00. Sungguh perjalanan yang amat sangat melelahkan. Jalan menanjak membuat kami cepat lelah, berkali-kali kami berhenti untuk mengumpulkan tenaga.

Sampai di Pasar Tempel sekitar pukul 10.30, kamilangsung menuju ke Warung Brongkos yang terkenal itu. Karena warung saat itu sangat penuh, pemilik warung mempersilakan kami makan di dalam rumah. Di sana saya menghabiskan seporsi nasi brongkos, 2 tempe goreng, 1 es teh, dan 1 es jeruk seharga Rp 18.000,00.


Selesai makan kami menitipkan sepeda di rumah Saiqa yang terletak tidak jauh dari warung Bronkos, baru kemudian pergi ke Kali Krasak. Kali Krasak ini adalah kali yang memisahkan antara Propinsi DIY dan Propinsi Jawa Tengah.




Puas bermain di Sungai, kami kembali ke rumah Saiqa untuk beristirahat. Karena kelelahan kami semua tertidur hingga jam 2 siang. Sebenarnya kami berniat pulang saat itu, tetapi hujan turun. Sembari menunggu hujan reda, Saiqa sebagai tuan rumah berbaik hati mentraktir kami Bakso Pak Tejo.





Setelah perut kenyang, hujan reda dan shalat Ashar, kami kembali ke Jogja. Tidak seperti saat berangkat, perjalanan pulang kali ini sangat cepat. Karena jalan menurun sepanjang perjalanan pulang, tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk mengayuh sepeda. Kami sampai di FEB dan mengakhiri perjalanan pada pukul 18.00.


Foto by: Mas Jo, KinKin, Wiwid, Dzulfan

Sabtu, 11 April 2009

My XXI Birthday

Beberapa hari yang lalu saya berulang tahun yang ke-21… Ga terasa, ternyata sudah 21 tahun saya hidup dan menghirup oksigen di bumi ini. SMS pertama masuk pukul 00:03 dan sms terakhir yang memberikan ucapan selamat masuk pukul 23:12.

Ngomong2 soal sms. Saya nggak pernah nyangka bahwa saya akan mendapat sms dari sini. Yup, link-nya ga salah. Saya dapet sms ulang tahun dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Begini isinya:

FEB-UGM:Hallo WAHYU KUSUMANINGRUM, kami dr FEB-UGM mngucapkan slamat ulang tahun, smoga sehat slalu dan cepat lulus :)

Hahaha… so sweet banget kan, pake smiley segala lagi! Kampusku tercinta memang sudah lama memiliki layanan SMS Broadcast. Biasanya layanan sms ini menginformasikan tentang perubahan jadwal kuliah. Jadi kalo ada kuliah kosong atau ada kuliah pengganti, ntar kita bakal d isms (jadi ga usah repot2 liat papan pengumuman). Saya ga nyangka kalo bakal dapet sms ulang tahun juga. Makanya saya sempat heran waktu dapet sms dari FEB-UGM, ini kan lagi mid semester masa ada pengumuman kuliah kosong/diganti?. Begitu dibuka ternyata isinya sms ulang tahun. Hahaha…bener2 ga nyangka….

However, terima kasih buwat teman2 yang sudah mendoakan yang terbaik untuk saya. Semoga tahun ini saya bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga saya bisa mencapai semua mimpi dan cita-cita saya. Terima kasih juga buwat semua yang sudah memberikan saya hadiah di hari ulang tahun saya. Terima kasih untuk semua perhatian kaliyan…Luph U All…^-^

Mantan Calon Header


Oiya, waktu itu saya sempat iseng2 bikin header buwat blog ini, tapi karena saya gaptek dan belum menemukan template yang cocok untuk header ini akhirnya sampai sekarang belum saya pakai juga hader ini. Lagpula sepertinya saya mau membuat yang baru, soalnya di header ini ada foto teman saya yang dengan semena2nya saya tumpuk wajahnya dengan tulisan (maapkan saya teman…). Tapi karena sudah capek2 saya bikin, jadi saya tampilkan saja di postingan ini…


Fotografer: Kin Kin. Edited by eninc.

Martabak Hitam Manis

Long weekend ini saya menghabiskan waktu di Pekalongan berkumpul bersama keluarga (dan nyoblos...eh nyontreng, kalau sempat). Setelah gagal pulang hari Rabu sore, akhirnya saya mendapatkan travel ke Pekalongan hari Kamis pagi. Karena saya sampai di Pekalongan pukul 3 sore, akhirnya saya tidak jadi mencontreng, saat itu TPS sudah mulai proses perhitungan suara.

Sehari sebelum pulang ke Pekalongan saya sempat mengobrol dengan Dinong, Ian, dan Navan. Saya lupa apa yang kami bicarakan saat itu. Tapi waktu itu Ian bilang ada gorengan yang enak di Pekalongan. Katanya dia selalu membeli gorengan tersebut jika berkunjung ke Pekalongan. Sebagai seseorang yang sudah lama tinggal di Pekalongan saya belum pernah mendengar ada gorengan yang setenar itu enaknya. Di Pekalongan memang banyak gorengan, tetapi rasanya semua tidak berbeda jauh. Sesampainya di Pekalongan saya memutuskan untuk mencari gorenganyangkatanyaenak tersebut. Saya bertanya pada beberapa orang yang teman, tapi tak satupun yang pernah mendengar tentang gorenganyangkatanyaenak tersebut. Googling di internet dengan keyword “gorengan enak di pekalongan” pun, saya tidak menemukan apa yang saya cari.

Sebagai gantinya, adik dan kakak saya membeli martabak hitam manis. Yup, hitam manis. Tidak seperti martabak manis pada umumnya yang kulit luarnya berwarna putih, kulit martabak ini berwarna coklat. Itulah sebabnya martabak ini disebut martabak hitam manis. Rasanya… yummy… legit sekali… tiga potong martabak hitam manis sudah bisa membuat saya kenyang.

Martabak Karya Baru Hitam Manis ini dijual di Jl. Sultan Agung (depan toko serba ada), Pekalongan. Satu martabak hitam manis isi keju diberi harga Rp 22.000,00.

Oiya…kalo ada yang punya info tentang gorenganyangkatanyaenak itu, please tell me…